Mengaji dan Bersekolah, Menjadi Santri yang Sholeh dan Sholehah


Mengaji dan Bersekolah, Menjadi Santri yang Sholeh dan Sholehah

Mojokerto – Di era modern yang semakin berkembang, peran santri dalam masyarakat tetap menjadi tonggak penting dalam menjaga nilai-nilai agama dan moralitas. Di berbagai Pondok Pesantren, proses pengajaran agama Islam tak hanya fokus pada pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits, namun juga diimbangi dengan pendidikan formal di sekolah. Hal ini bertujuan untuk mencetak generasi yang tidak hanya sholeh dan sholehah secara spiritual, tetapi juga cerdas dan siap menghadapi tantangan dunia modern.

Seperti halnya di Pondok Pesantren Riyadlul Qur’an di Desa Kedungmaling, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, para santri menjalani rutinitas harian yang penuh berkah. Sejak dini hari, mereka memulai kegiatan dengan mengaji dan memperdalam ilmu agama melalui berbagai kajian kitab kuning serta kegiatan pembelajaran Al-Qur’an. Kedisiplinan dan ketekunan dalam belajar menjadi kunci utama dalam pembentukan karakter santri yang taat kepada Allah dan berakhlak mulia.

Namun, tidak hanya itu saja. Setelah kegiatan mengaji, para santri melanjutkan pendidikan formal di sekolah-sekolah yang telah bekerja sama dengan pondok pesantren. Para santri diajarkan berbagai mata pelajaran umum seperti Matematika, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, hingga keterampilan teknologi. Integrasi antara pendidikan agama dan pendidikan formal ini diyakini dapat melahirkan generasi santri yang cerdas secara intelektual serta memiliki landasan agama yang kuat.

Ustaz Ahmad Fauzi, salah satu pengasuh Pondok Pesantren Riyadlul Qur’an, menekankan pentingnya keseimbangan antara ilmu agama dan ilmu dunia. “Kami ingin mencetak santri yang tidak hanya memahami ajaran agama, tetapi juga memiliki pengetahuan yang luas dan siap berkontribusi bagi bangsa. Seorang santri harus menjadi teladan di masyarakat, baik dalam hal ibadah maupun keilmuan,” ujar Ustaz Ahmad.

Proses belajar di pesantren juga ditanamkan dengan nilai-nilai seperti kemandirian, keikhlasan, dan kebersamaan. Para santri dibimbing untuk hidup dalam suasana kekeluargaan, saling membantu satu sama lain dalam aktivitas sehari-hari. Mereka belajar untuk mandiri, mulai dari mengurus kebutuhan pribadi hingga berperan aktif dalam berbagai kegiatan sosial keagamaan.

Para santri juga sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan pengabdian masyarakat, seperti membantu warga sekitar dalam kegiatan gotong-royong atau menjadi pengajar di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) bagi anak-anak di sekitar pesantren.

Dengan kombinasi pendidikan agama yang mendalam dan pendidikan formal yang kuat, para santri dari Pondok Pesantren Riyadlul Qur’an diharapkan mampu menjadi individu yang unggul, baik di dunia maupun akhirat. Mereka bukan hanya akan menjadi generasi yang sholeh dan sholehah, tetapi juga siap berkontribusi dalam membangun masyarakat yang beradab, bermoral, dan berpendidikan.

Pendidikan seperti ini memberikan harapan bagi masa depan bangsa, di mana santri bukan hanya menjadi penjaga warisan spiritual, tetapi juga pelopor dalam pembangunan yang berdasarkan nilai-nilai keagamaan.

Agenda Terbaru

Artikel Terbaru

Pengumuman Terbaru